Senin, 05 Maret 2018

Beginilah cara Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam mengajarkan sahabat hidup dengan Al-Qur'an

Assalammu'alaikum warahmatullah wabarakatuh..

Al-Qur'an adalah salah satu kitab yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada nabi kita Muhammad Salallahu 'alaihi wa salam, yang menjadi pedoman bagi hidup umat manusia.
Oleh karena itu Rasulullah menerapkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari serta mengajarkan para sahabat untuk hidup dengan Al-Qur'an.

Sifat praktek:
πŸ’ŽDengan mengajak dan menganjurkan para sahabat memahami dan mendataburi Al-Qur'an serta memperindah suara dalam membacanya.
Banyak para ulama menjelaskan tentang " yataghonni bil Qur'an" (memperindah suara) maksudnya adalah bagus didalam membawakan bacaan Al-Qur'an. Baik dari segi melafadzkan huruf-hurufnya, mempraktekan hukum tajwidnya, dan bagus dalam membawakan makna-maknanya.

Al-Qur'an memiliki pengaruh terhadap orang yang mendengarkannya. Ketika Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam diawal kenabiannya ketika ia mendakwahnya secara terang-terangan, ia membacakan Al-Qur'an kepada orang-orang kafir Quraisy. Yang mana orang-orang kafir Quraisy itu telah diketahui bahwa mereka ialah orang-orang yang ahli dalam bersya'ir dan merangkai kata-kata yang indah.
Namun ketika mereka mendengarkan Al-Qur'an, mereka tidak sanggup untuk menandingi Al-Qur'an. Dan didalam hatinya mereka meyakini bahwa itu bukanlah perkataan manusia, bukanlah ciptaan manusia, akan tetapi kesombongan menyebabkan mereka tidak meyakini secara lisan.
Dan salah seorang diantara mereka mengakui seperti Al-Wahiddul Khoiroh, dia mengatakan "Al-Qur'an itu sesungguhnya memiliki rasa yang manis sekali, sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah perkataan yang tinggi, dan akan selalu tinggi, dan tidak akan pernah ada yang bisa melebihi tinggi dari pada dia".
Sebagai buktinya, banyak diantara mereka diam-diam mendengarkan Rasulullah membaca Al-Qur'an dimalam hari karena mereka tertarik. Akan tetapi karna kesombongan yang ada didalam dirinya, mereka tidak mendapatkan keberkahan dari mendengarkan Al-Qur'an.
Itulah pentingnya memperindah bacaan Al-Qur'an dengan suara, karna akan memberi pengaruh terhadap orang yang mendengarkannya.

πŸ’Ž Dianjurkan membaca dengan tartil. Tartil adalah sebaik-baik bacaan. Karna membaca dengan tartil adalah cara membaca perlahan, lebih baik membaca perlahan dan mentadaburinya dari pada memperbanyak membaca Ayat.

πŸ’Ž Mengulang-ulang ayat sehingga dengan itu tertarik hati untuk memahaminya.
Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam ketika membawakan suatu ayat yang dianggap mempengaruhi terhadap dirinya, dia mengulang-ulang ayat tersebut sehingga pengaruh dan manfaatnya ia dapatkan lebih besar.
Cara Rasulullah berinteraksi dengan Al-Qur'an yaitu ketika Qimullayl Rasulullah membaca satu ayat yang ia anggap memberi pengaruh terhadap dirinya secara berulang-ulang hingga pagi hari. Ayat yang dibacanya : "ya Allah, jika engkau mengadzab mereka, menyiksa mereka, sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hambaMu. Dan jika engkau mengampuni mereka ya Allah maka sesungguhnya engkau Aziz yang Maha Agung, Al Hakim yang Maha Bijaksana".
Salah satu orang yang dinaungi dihari yang tidak ada naungan yaitu pada masa penghisapan yaitu seorang laki-laki yang dalam kesendiriannya mengingat Allah sehingga menetes air matanya (zikir yang paling baik adalah membaca Al-Qur'an).

πŸ’Ž Mendengarkan bacaan Al-Qur'an dari orang lain. Karna Rasulullah suka mendengarkan bacaan dari Al-Qur'an dari sahabatnya, sehingga ia bisa memahami makna dari bacaan tersebut.

Terkadang kita lalai, tidak mentadaburi dan mentafakuri ayat yang kita baca, terkadang juga kita terfokus bagaimana cara agar bacaan cepat selesai.

Maka dengan mendengarkan bacaan dari orang lain, disaat itu kita bisa fokus memerhatikan dan mentadaburi ayat yang kita dengarkan.

Afwan jiddan jika terdapat kesalahan dalam penulisan..
Semoga bermanfaat..

Wasalammu'alaikum warahmatullah wabarakatuh..

Minggu, 04 Maret 2018

Hijrah

Assalammu'alaikum warahmatullah wabarakatuh..

By the way, ini adalah blog pertama ana. Diblog pertama ini ana akan memulainya dengan sharing tentang bagaimana perjalanan hijrah ana..
Thoyyib..
Dulu, ana bisa dikatakan sangat jauh sekali dari yang namanya syar'i (masih menggunakan jeans ketat,baju pendek,jilbab yang hanya dililit dan lain sebagainya) bahkan sholat pun masih bolong-bolong, suka hura-hura seperti karokean,ke bioskop, nonton konser (karna dulu hobi banget sama musik, dan bisa dibilang temen-temen juga banyak yang anak band) dll.
Dulu ana juga pernah pacaran (na'udzubillah ya..), pacaran bertahun-tahun tanpa merasa bersalah.
Namun, seiring berjalannya waktu pikiran ana mulai terbuka, mulai berpikir bagaimana nasib orang tua ana yang menanggung semua dosa-dosa ana disaat ana pacaran. Dan disaat yang sama ana merasa gak bisa meninggalkan seseorang yang pada saat itu jadi pacar ana.
Mungkin karna udah ada niat baik dari hati, ana ngerasa pada saat itu Allah udah ngasih sinyal-sinyal hidayahnya, dari mulai perasaan yang udah gak nyaman pacaran dan patah hati berkali-kali. Tapi..masih belum bisa ana pegang tu hidayah, ana masih lanjut pacaran (yang udah jelas-jelas Allah larang dalam firmanNya QS.Al-Isra':32, la taqrabuuzzina:janganlah kamu mendekati zina) dengan perasaan yang udah gak nyaman tadi.
Karna disatu sisi ana juga gak bisa ngejalasin gimana agar caranya bisa putus dan orang itu gak sakit hati ke ana.
Qadarullah.. Sampailah pada titik dimana rasanya itu benar-benar Allah udah negur secara langsung (ngerasa ditampar,kayak orang lagi tidur trus dibangunin dengan cara ditabok).
Na'am, Alhamdulillah.. Disaat itu ana gak sendiri, banyak temen-temen yang support, yang nasehatin, yang bantu bangkit lagi.
Dimulai dari situlah ana mengambil keputusan untuk Hijrah, merasa bersyukur banget bisa terlepas dari beban yang selama ini dipikul, dan gak susah-susah lagi mikirin cara ngomongnya😅
But.. Diposisi sekarang ini,niat ana pada saat itu kurang tepat, karna ana hanya bermodal firman Allah yang bunyinya "...perempuan baik untuk laki-laki baik..." QS.Annur:26. So.. Bukan seutuhnya Lillah.
Berawal dari sana prosesnya dimulai bertahap, bermula dari tidak memakai pakaian membentuk tubuh lagi (belum seutuhnya pakaian syar'i,karna pada saat itu ana belum punya cukup baju gamis), memakai jilbab sampai menutup dada, dan juga mulai memperbaiki sholat, Alhamdulillah..
Tidak cukup sampai disitu,ana mulai tertarik untuk menghadiri majlis-majlis ilmu,menambah koleksi buku islami dan lain sebagainya.

Qadarullah..
Akhirnya ana mengenal manhaj salaf. Yang mana awal ana datangi majlis ilmunya membuat hati terasa sejuk, terharu.. Melihat suasana sedamai itu.
Salam dan senyum yang bersahutan dari para akhwat, pakaian yang serba hitam memakai cadar dan ada juga yang tidak memakai cadar.
Dalam hati berkata,ya Allah.. Kapan ana bisa seperti ini.
Sejak saat itu, ana sering datangi kajian-kajian sunnah, mulai memahami satu persatu isi kajiannya. Dan kembali bercermin pada diri sendiri.
Bertanya pada diri sendiri, untuk apa hijrah ini?
Na'am.. Ana mulai memahami arti Hijrah yang sebenarnya.
Mulai memperbaiki niat awal hijrah, semuanya diubah menjadi Lillah..

Thoyyib..
Akhwatifillah..
Intinya, jika terbesit niat untuk hijrah,walau hanya sekedar terbesit, insyaAllah.. Allah akan memberi kita petunjuk, Allah yuftah 'alaikum..
Tidak perlu risaukan duniamu, karna jika engkau telah katakan Lillah.. Allah akan ganti dengan yang lebih baik..
Dan tidak perlu risau karna dosamu yang terlalu banyak,Allah sudah berfirman:
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."(QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)

Yassarallah lanal khaira haitsuma kunna😊
Afwan jiddan jika terdapat kesalahan dalam tulisan ana🙏

Syukron..
Semoga bermanfaat..

Wassalammu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Beginilah cara Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam mengajarkan sahabat hidup dengan Al-Qur'an

Assalammu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.. Al-Qur'an adalah salah satu kitab yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ...